Selasa, 09 Maret 2010

Jual: Senjata buatan rusia ex konflik

Jual senjata buatan rusia dan china ex- konflik, masih bagus


Ini sisa konflik colombia....
Harga : call...


Ini sisa konflik Iraq, masih bagus.
Harga : call

Jumat, 24 April 2009

ICA

semua pengalaman yang saya dapatkan (dilain sisi kehidupan real saya), saya dapatkan dari canggihnya teknologi informasi tersebut. Teknologi yang saya maksud adalah chatting. Dari chatting inilah, aku banyak mengenal wanita di Surabaya ini. Dan dari sinilah aku punya banyak teman wanita, baik hanya untuk sekedar curhat masalah yang sedang dihadapi, masalah pribadi, masalah keluarga, diskusi tentang hidup atau bahkan dalam urusan sex yang berujung Making Love. 
Suatu hari, aku online di salah satu channel chatting dengan seorang mahasiswi. Sebut saja namanya Ica (19 tahun). Dia adalah anak seorang pejabat di salah satu BUMN di Jawa Timur dan sedang menjalani kuliah di salah satu universitas favorite di kota M. Perkenalan ini berawal dari seringnya aku online barsama Ica.
Singkat cerita, suatu hari aku ada tugas dinas ke kota M dan iseng-iseng aku hubungi dia melalui nomor HP yang sudah dia berikan sebelumnya. Dan dengan senang hati dia mau ketemuan, asal dengan syarat dia bawa teman. Walhasil, aku ketemu dia di salah satu cafe di daerah kampus yang berada di pinggir kota.
“Hey.. Kamu Ica” sapaku.
“Hey, Dandy ya.. ” sambil menjawab Ica mengulurkan tangannya.
“Kenalin ini temanku Dony,” sambil mengenalkan temanku.
“Oh ya, kenalin juga ini temanku Rida,” kata Ica mengenalkan temannya.
Sepintas terlihat, Ica adalah sosok seorang gadis model. Karena bentuk tubuhnya sangat semampai dengan ciri 167/45. Sehingga tonjolan di dada maupun di pantatnya tidak begitu nampak sebagaimana gadis-gadis yang aku kenal. Lamunanku buyar saat Ica menawarkan menu yang mau dipesan.
“Dy, kamu mau makan apa?” tanya Ica.
“Mmm, anu.. Terserah deh” jawabku gugup.
“Kenapa say.. Kok nervous gitu?” tanyanya manja.
Wah dadaku berdetak keras saat dia panggil aku dengan kata “say.. ” tetapi aku cepat menguasai keadaan dan bersikap seperti nggak ada rasa GR dengan panggilan yang aku kira sangat romantis banget.
“Tidak kok, tidak apa-apa, aku ngikut aja,” jawabku datar.
Dari pertama kita ketemu di chatting, aku terbuka saja dengan status aku yang sudah married. Dan ternyata diluar dugaanku, Ica bisa menerima hal itu karena memang dia menyukai cowok yang lebih dewasa.
2 jam lamanya kami berempat, ngobrol apa aja yang bisa dibicarakan. Baik tentang kuliahnya, masalahnya Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 21 kurang 1/4. Akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar balik ke kost-kostan.
“Ica, sudah malem nih, ayo aku anter balik” ajakku.
“Oke dah Mas Dandy,” jawab Ica singkat sambil bangkit dari duduknya.
Setelah aku bayar di kasir, aku bergegas menuju mobil starletku yang butut kedinginan diluar cafe.
“Dan, minggu depan aku mau ke Surabaya,” kata Ica.
“Oya, dalam rangka apa?” tanyaku.
“Mau ketemu kamu, kamu ada waktu kan?” jawabnya tersenyum.
Deg! jantungku terasa berhenti ketika Ica bilang seperti itu, aku langsung berusaha menguasai situasi.
“Ooo.. Pasti bisalah, asal kamu kabarin sehari sebelum datang,” pintaku.
“Oke deh, ntar aku hubungi kamu Mas” kata Ica.
“Terus, kamu mau dateng sama Rida atau sendirian?” tanyaku.
“Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Ica.
Tanpa terasa sampailah di depan tempat kost Ica.
“Selamat malam,” kataku.
“Terima kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” Ica mengingatkan.
“Ok” jawabku singkat, dan setelah itu aku langsung tancap gas balik menuju ke Surabaya dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan ucapan Ica yang sedikit romantis. Tetapi sebandel apapun aku, aku tetap memegang prinsip aku tentang virginitas seorang cewek. Buat aku jika seorang gadis itu masih virgin, aku tidak akan pernah mau Making Love karena sudah menjadi prinsip aku untuk tidak merusak masa depan seseorang.
6 hari sudah berselang setelah pertemuan pertama dengan Ica dan sesuai janji dia, Kamis siang Ica menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan saat aku liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Ica).
“Mas Dandy besok aku berangkat sepulang kuliah, bisa jemput nggak?” tanya Ica.
“Oke bisa, jam berapa?” balas aku bertanya.
“Mmungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Ica.
“Lho emang kamu mau langsung balik?” selidik aku.
“Tidaklah Mas, aku kan ingin ditemanin Mas Dandy semalaman” jelasnya.
Alamak si Ica ini, bikin aku berpikir yang nggak-nggak.
“Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.
“Oke deh Mas, sampai besok” seiring kata itu HPnya langsung dimatikan.
Setelah telphone off, aku langsung hubungi salah satu hotel di Surabaya yang menjadi tempat favorite aku dan kebeetulan aku salah satu members di hotel tersebut. Sehingga setiap saat aku bisa booking room dengan posisi open.
Hari jum’at jam 18.00 tepat aku sudah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas kamu dimana?” suara Ica.
“Aku sudah di parkiran terminal nih,” jelasku.
“Oke deh aku ke situ” jawab Ica.
Dengan perasaan deg-degan aku menunggu Ica nongol dari pintu keluar terminal, dan dari jauh aku lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok seperti di catwalk. Setan bertanduk, meniup pikiranku sepanjang Ica menuju mobilku.
“Hey Mas Dandy, gimana khabarnya?” tanya Ica.
“Baik Ica” jawabku singkat.
“Sudah lama ya Mas Dandy tunggunya,” ia membuka percakapan.
“Belum kok Ica” jawabku singkat.
Tanpa panjang lebar, aku langsung menuju hotel yang sehari sebelumnya aku sudah booking. Dan parfum dengan aroma melati sangat megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk pikiran kotorku untuk langsung bercinta dengannya.
Sesampai di hotel aku langsung minta kunci dan menuju kamar lantai 2 nomor 222.
“Lho Mas kenapa kok booking yang 2 bed?” tanya Ica.
“Lho memangnya kenapa?” aku berlagak bengong.
“Ica pengennya yang satu bed, supaya bisa berduaan,” jawab Ica polos.
Walaupun setan sudah pada meringis diatas kepalaku dan bilang, yes! tetapi aku berusaha cool di depan Ica dan sedikit berkata bijak bagaikan orang tua.
“Ica, kita tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.
“Ya sudah deh Mas, aku mau mandi dulu ya” jawab Ica kesal.
15 menit lamanya Ica mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan begitu kagetnya aku, ketika Ica hanya mengenakan daster yang tipis tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa melihat gelagat Ica yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat, aku langsung ambil handuk dan mandi.
Malam semakin larut dan hampir 3 jam aku di dalam kamar berdua dengan Ica, detak jantungku semakin kencang tatkala Ica sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras ingin keluar dari celanaku.
“Mas, malam ini kamu manis banget sih,” kata Ica memuji.
“Ah kamu bisa aja” jawabku agak gugup.
Karena pertanyaan itu disampaikan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaku sehingga bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.
“Mmm bagaimana.. ” belum selesai aku tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Ica sudah berada dipangkuanku. Sehingga memudahkan dia untuk mencium bibirku. Sedangkan posisiku sendiri sangat tidak menguntungkan untuk membalas ciuman Ica, karena posisi tanganku menopang tubuhku.
“Mmm.. Mas.. Aku suka kamu,” kata Ica sambil melanjutkan ciuman mautnya.
Aku tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis Ica menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aku mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh mungil Ica dengan mudah naik diatas tubuhku.
Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari vagina Ica. Karena dari tadi dia sudah tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aku merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk Ica, sehingga hal itu membuat birahi Ica mulai terkoyak.
Dari mulutku Ica mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aku berdesir dengan kencang.
“Ica.. Geli sayang.. ” aku merintih.
Ica sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aku kenakan langsung tertanggal.
“Mas.. Aku suka penis kamu.. Gila besar sekali” puji Ica dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di batang kemaluanku.
“Oohh.. ” aku merintih dan mnggelinjang saat mulut Ica mulai melahap penisku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.
“Aaow.. Sakit sayang” jeritku saat giginya mengenai kepala penisku.
Aku hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Ica yang tipis sembari aku menengok kebawah melihat Ica yang lagi asyik mengoral penisku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aku balas nanti kalo gadis itu sudah puas menghisap penisku. Disaat aku membayangkan apa saja yang bakal aku lakukan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Ica bangkit dari selangkanganku dan berdiri.
“Mas. Ica sudah nggak tahan.. Aku masukin ya?” tanya Ica sambil melepas penisku dari mulutnya.
“Ica, Mas tidak mau, jika kamu masih virgin,” aku berusaha jelaskan masalah prinsipku tentang keperawanan seseorang.
“Mas, Ica ingin banget.. Ica sudah pernah lakukan kok sama pacarku” jelas Ica tidak mau kalah.
“Kamu serius..?’” tanyaku bingung.
“Percaya sama Ica Mas, aku sudah tidak virgin kok,” sambil berkata seperti itu, Ica langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang penisku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke lubang vaginanya.
Bless.., suara penisku mengoyak vagina Ica.
“Ughh, Mas..” kepala penisku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Ica.
“Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Ica menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku. 
Aku merasakan lubang surgawi milik Ica sangat sempit sekali, sehingga aku merasakan sesuatu yang menjepit batang kemaluanku.
“Mas.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih Ica.
“Gila Mas punya kamu panjang.. Eenaak Mas” rintih Ica.
Beberapa kali Ica menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Ica mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.
“Mass.. Icaa.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Ica.
Karena memang penisku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Ica berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaku.
“Mas.. Aaampunn.. Akuu nggak tahan lagi..” rintih Ica.
“Mas.. Dandy.. Ica kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Ica sesuatu aku rasakan menyiram batang kemaluanku.
Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aku.
Tubuh Ica langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai membungkuk di atas dada gadis yang masih belia ini. Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berusaha membangkitkan gairah Ica yang sudah mulai terkulai lemas.
“Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Ica tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting Ica dengan mesra. Aku membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Ica tergolong cewek yang tidak mempunyai payudara sehingga puntingnya lebih dominan.
Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlakukan Ica saat mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat saat aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.
“Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Ica hanya bisa merintih saat klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku mencium bau wangi bekas cairan Ica yang sudah keluar saat permainan pertama. Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Ica yang mungil ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..
“Mas.. Ammpun.. Aku mau keluar laagi.. Mmass” kedua tangan Ica membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan sedikit liar, aku minum semua cairan yang keluar dan aku jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.
“Capek sayang.. ” tanyaku.
“Kamu benar-benar gila Mas.. Hebat banget kamu,” puji Ica.
Belum selesai dia memeujiku, aku langsung mengangkat tubuhnya yang langsing dan sedikit kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan penisku aku tancapkan ke lubang vagina Ica,
“Mmas.. Aduh.. Kamuu benar-benar nakal..,” kata Ica manja.
Kedua tangan Ica menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan penisku menerobos masuk di lubang vaginanya.
“Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar penisku bergerak keluar masuk lubang Ica. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat Ica yang tidak begitu besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk penisku. Karena tubuh Ica yang ringan memudahkan aku untuk berhubungan sambil menggendong Ica.
Posisi ini aku pertahankan sampai, Ica orgasme yang ketiga kalinya.
“Mass.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian Ica berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal penisku yang panjang.
Disaat tubuh Ica turun dari gendonganku, aku sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya
“Akan kuberikan semua kenikmatan malam ini” rayuku.
“Mass..” desah Ica.
Kaki Ica aku buka lebar, sehingga memudahkan aku untuk penetrasi melalui belakang.
Bless.., batang kemaluanku kembali menghunjam lubang Ica yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Ica dari balakang, sehingga memudahkan aku untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Ica menahan tubuhnya di dinding kamar.
“Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Ica.
“Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Ica merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aku yang semakin gila saja.
Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memeringkan tubuh Ica yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sehingga aku bisa memasukkan penisku dengan leluasa.
Crek.. Crek.. Crekk.., suara penisku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Ica yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaku.
“Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”
“Sayaang.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Ica mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.
Setelah aku puas, akhirnya aku membopong tubuh Ica dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.
“Hekk..” muka Ica dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika penisku menghujam kesekian kalinya.
“Oohh.. Ica.. Punya kamu asyik banget..” puji aku.
Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Ica, aku melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Ica menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.
“Mass.. Aaammppunn..” gigi Ica menggigit bantal dengan kencang.
“Aku juga mau keluar sayang.. Ica..?” aku mendesah kenikmatan
“Ooo Ica.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan penisku.
“Di dalam aja sayang.. ” pinta Ica.
“Jangan aku nggak mau.. Cepet sayang aku sudah mau keluar nih..” desahku.
“Icaa.. Aaakhh” aku segera melepas penisku dari lubang vagina Ica dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan penisku.
Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Ica langssung melumat habis penisku.
Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut Ica, aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Semburan demi semburan, Ica seperti tidak mempedulikan lagi. Gadis itu tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam penisku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.
“Mmm.. Aku suka sekali sperma kamu Mas..” kata Ica sambil menelan seluruh spermaku yang sudah keluar.
Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,
“Ma kasih Mas.. Kamu memberikan apa yang selama ini aku impikan” kata Ica.
“Selama ini pacarku tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa harus mikirin aku” jelas Ica.
Malam itu kami tidur berpelukkan sampai pagi dengan keadaan telanjang bulat, aku sudah tidak ingat lagi berapa kali memberikan kepuasan terhadap Ica. Akan tetapi yang membuat diriku bangga adalah, aku bisa memberikan kepuasan kepada pasanganku. Karena buat aku sex bukan milik pria seorang tetapi milik kedua pasangan yang melakukkannya.
Paginya Ica membangunkan aku tepat pukul 06.00
“Mas.. anter aku ke terminal ya, aku harus balik nih,” pinta Ica.
“Oke, yuk kita segera bersiap-siap” ajakku.
“Mas, kamu janji ya berikan aku seperti ini setiap aku mau,” kata Ica.
“Iya sayang, selama kamu mau.. Aku akan berikan” jawabku penuh harap.
Sambil berkata demikian kita berdua menuju kamar mandi untuk mandi bersama. Dan di kamar mandi, untuk sekali lagi kita melakukan hubungan sex yang sangat fantastis di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Ica mereguk kenikmatan saat itu. Yang pasti hari itu begitu hebat permainan yang aku lakukan denagn Ica.
Setelah siap, aku check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.
“Kamu hati-hati Ica” sambil aku kecup keningnya.
“Terima kasih Mas buat permainan semalam dan tadi pagi” kata Ica berterima kasih.
“Kamu memang luar biasa Mas” puji Ica.
Akhirnya tubuh Ica yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk menuju ke antrean bus menuju kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.
Hari ini menyisakan cerita yang maha dahsyat karena permainan sex aku yang bisa diterima oleh pasangan aku. Setelah hari itu, kita berdua sering saling calling, saling perhatian, saling share dan sering juga janjian untuk sekedar melepas kangen dan diakhiri dengan permainan sex.
Ica, salah satu teman chating aku yang sekarang entah kemana perginya. Semoga kamu bisa mengenang masa-masa indah kita saat berdua. Dan aku masih berharap kamu kembali datang di hari-hariku untuk mereguk kenikmatan bersama.

Kamis, 23 April 2009

Pengalaman Pertama

Ini adalah pengalaman waktu saya baru kerja di daerah kuningan. Saya masih ingat waktu itu awal April 1999, Jam sudah menunjukan jam 12.30 siang. Saya pergi ke tempat makan siang yang rada sepi. Pas sehabis lihat-lihat menu siang, saya lihat ada perempuan yang oke punya. Tingginya sekitar 170 cm, pakai sepatu yang haknya 7 cm. Rambutnya yang lebat di cat merah, panjangnya sepinggang. Bodinya yang molek juga motul (montok betul) dan kulitnya yang putih bersih, terbalut dengan setelan warna cyan, serta bajunya yang modis pakai belahan dada V yang menyiratkan buah dadanya yang penuh dan pakai rok mini. Yang menambah bikin nafsu kita saja kalau melihat pahanya yang mulus dan betisnya yang panjang. 
Yang terbayang sama saya waktu itu bodinya yang menggiurkan dan payudaranya yang besar. Bayangkan ini perempuan ukurannya 36D 24 32, saya tegur itu perempuan, saya tanya ke dia, “Makan sendiri saja?” Dia tersenyum manis sekali, “Iya”, katanya, saya lihat matanya yang kelihatan ngesex sekali mengerling genit sambil senyum-senyum simpul penuh arti. Saya balas senyumnya. Sambil mengenalkan diri ke dia. Oh iya, namanya Katryn (nama samaran).
Lantas kita duduk makan siang sama-sama. Dia duduk di seberang saya, kita duduk berhadap-hadapan, dari hadapannya saya bisa mengintip ke isi belahan buah dadanya. Dia tambah salting saja sambil tersenyum risih menyadari pandangan saya yang nggak lepas-lepasnya dari dia punya barang. Pembicaraan kita masih biasa-biasa saja.
Tiba-tiba saya merasa di betis kaki saya sudah ada yang mengusap-usap lembut sekali, dan terus ke atas sampai ke ruitsluiting celokan saya, pas saya lihat, gila.. nih kaki telanjangnya sebelah kanan yang putih mulus sudah menyebrang sampai di atas “penis” saya. Kemudian pembicaraan kita beralih ke hal-hal yang menjurus-jurus dan berbau seks dan menyimpang.
Ngobrol punya ngobrol, sudah jam 02.30 siang, saya pikir wah kalau balik ke kantor nggak mungkin, mending sekalian saja baliknya besok.
“Habis ini mau kemana?” tanya saya.
“Nggak tau nih.. habis lunch saya bebas sih sampai selesai cuti.”
“Loh napa cuti?” tanya saya.
“Iya bosen sih kerja rutin terus nggak ada variasi”, katanya.
“Cuti berapa hari?” tanyaku.
“Yah 2 hari saja, besok sama lusa”, jawabnya.
“Kebetulan nih”, pikir saya.
“Kita check in saja yuk!” katanya.”
“Apa sih?” kata saya belaga bego.
“Sudah ikut saja”, sahutnya cepat-cepat.
Dalam perjalanan dan di sela-sela lampu merah kita berdua beraksi, dia menuntun tangan saya untuk membelai-belai CD dan bra-nya sedang dia selalu melumat-lumat bibir dan mengulum-ngulum lidah saya.
Akhirnya kita check-in di hotel “S” di bilangan segitiga emas Jakarta memakai KTP Nasional saya, setelah beres urusan check in, kita masuk ke kamar. Katryn bilang bahwa dia mau mandi dulu, terus saya tahan dia, saya bilang, “Nggak usah ah!, lama nanti..!” kata saya. Sambil memeluk Katryn serapat-rapatnya saya peluk dia erat-erat dan saya kecup serta mendaratkan ciuman-ciuman ke bibirnya yang merah basah. Katryn juga nggak kuasa buat menahan ciuman saya lama-lama, Katryn balas ciuman saya. Katryn pagut lidah saya dalam-dalam sementara tangannya melingkar di leher saya. Lantas saya pegang payudaranya yang hangat, dia tersenyum hangat dan menekan tubuhnya ke tubuh saya hingga buah dadanya yang tergencet menyembul keluar, “Suka khan?” katanya sambil memainkan dan melepaskan kancing-kancing bajunya, dengan tangan gemetaran saya bantu dia untuk melepas kancingnya satu per satu. Kaus dalam putihnya saya lepaskan sampai tinggal bra-nya yang tipe cup, saya rengkuh sekali gasak lepas sampai itu payudaranya yang besar, mancung dan kencang menantang lepas bebas, lantas saya remas-remas payudaranya sampai Katryn belingsatan keenakan.
Saya jilati puting payudaranya yang berwarna pink kecoklatan dan semakin lama semakin mengeras, saya tinggalkan cupang sebanyak-banyaknya, di kiri kanan payudaranya yang kenyal dan di perut dan pusar, lantas sambil cium-ciumi mengarah ke bawah, saya ploroti roknya hingga tinggal CD-nya yang berwarna merah darah, saya ciumi CD-nya. Saya lihat mukanya yang sudah merah, sekali-sekali saya lihat Katryn sudah menelan air liurnya tanda nafsunya sudah naik.
Katryn sudah tidak sabar untuk melepas semua kemeja saya, Katryn merenggut kerah saya sampai kancing-kancing kemeja saya hampir lepas semuanya. Sambil ciuman dia lepas underwear dan buka belt celokan saya. Saya juga buka ritsluiting celokan saya. sampai kita berdua sudah bugil.
Saya bopong dia ke atas tempat tidur sambil meneruskan ciuman saya dan mengulum bibir dan lidahnya yang terasa nikmat di mulut. Dia dorong badan saya ke atas spring bed, kemudian dia menjilati seluruh atas badan saya, saya merasa kegelian dijilat-jilat dan dicium-ciumi kayak gitu. Geli ah..!
Saya ambil inisiatif, saya cumbu dia mulai dari bibirnya yang basah, tangan saya mulai mengelus-elus ke pinggulnya, jari-jari saya mulai membelai-belai vaginanya, pas sampai di *****-nya dia menggeliat, kejutan ini membuat saya tambah terangsang melihat nafsu berahinya yang sudah menggebu-gebu karena bibir dan liang vaginanya sudah mulai basah dan hangat waktu saya tekan-tekan jari-jari saya ke dalam liang vaginanya, dia merem melek menikmati cumbuan-cumbuan saya di bibirnya. Semakin lama jari-jari saya semakin cepat bergerak-gerak membelai-belai bibir dan liang vaginanya, terus dia mengangkat-angkat pantatnya menyambut ketrampilan jari saya. Dia merintih-rintih, “Aahhnnggh.. huuahhngghh.. sudah.. sudah.. saya sudah nggak tahan.. pakai penis kamu saja.. cepet ngentotin saya dong..” katanya. Kasihan juga saya melihatnya. Akhirnya saya masukan penis saya perlahan-lahan ke dalam liang vaginanya yang sudah licin, “Oh nikmat banget..”, katanya. Saya teruskan penetrasi saya ke liang vaginanya, “Uhmm sempit amat nih vagina”, pikir saya. “Ayo dong masukin yang dalam..”, dia mendesah sambil menahan napas, tangannya terus menjaga dan membimbing “penis” saya berlabuh di vaginanya. Saya senggamain nih perempuan dan saya merasa ini vagina becek sekali. Kalau penetrasi licin begini saya tambah speed, goyangan saya semakin kencang, dia membalas iramanya dengan mengiringi goyangan saya. “Oh, augh genjot terus, yang keras dong..” katanya saya dengar desahannya. “Owhh.. hhahh.. nghhahh goyang yang keras! hhahh ennakkhh.. mmhh enakkh..”
Terus Katryn bilang, “Mau spank nggak?” katanya. “Apa tuh”, kata saya. Katryn membimbing saya mencabut penis saya dari vaginanya terus dia jepit penis saya pakai payudaranya yang besar, terus dia bekap payudaranya di antara penis saya di sela-sela payudaranya. “Sudah, goyang dong..” katanya saya langsung mengerti maunya dia apa, langsung saya tarik dan sodok penis saya di sela-sela payudaranya yang kenyal dan hangat. Pas penis saya mau dekat ke mulutnya, dia jilat-jilati kepala penis saya, ih merinding saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. “Oooh! Yeaach..!” dia menggelinjang-gelinjang keenakan. Saya minta dia sekarang yang di atas, “Yeah this is it, this is all i want i want to get on top of you”, katanya. Akhirnya dia berjongkok dan nangkring tepat di atas penis saya, perlahan-lahan dia pegang penis saya dan dia tembak tepat di lubang vaginanya, perlahan-lahan pinggulnya mulai bergoyang-goyang hebat. Dia putar-putar pinggulnya seperti sekrup. Katryn memang ahli kalau bersetubuh dari atas. Dia terus goyang naik turun membuat nikmat penis saya, lantas dia mulai mencumbu dan mengulum bibir saya. Wah, rasanya nikmat banget, sampai saya rasanya sudah mau keluar terus saya tahan saja sedikit. Saya jambak rambutnya yang panjang dan saya tarik sampai bisa saya remas payudaranya yang besar. Geli juga waktu rambutnya yang panjang kena tangan saya, lantas saya singkap rambutnya ke samping dan ke belakang sambil membelai-belai rambutnya ke belakang. Lantas dia mainkan sendiri nipplenya, dia tarik-tarik seperti catapult, sedang saya mengelus-elus punggung dan pantatnya yang halus. Di sela-sela rambutnya yang terurai berantakan dan peluhnya yang sebesar jagung.
Dia bergoyang terus, lalu dia bilang, “Capek ah di atas”, Katryn cabut vaginanya dari penis saya yang menancap tegak lurus, kemudian pelan-pelan Katryn mengelus-elus penis saya yang sudah mulai menegang, terus dia kocok pelan-pelan penis saya pakai tangannya yang putih montok terus dia kocok-kocokan sampai penis saya sudah berdiri tegak, sebentar-sebentar dia genggam, kemudian dia cium-ciumi penis saya, nggak lama kemudian dia mulai mengulum-ngulum batang penis saya. Ehmm.. nikmat memang kalau memainkan mukanya yang cantik, tapi rambutnya yang panjang menjuntai-juntai terurai bebas kena penis saya, membuat saya tambah terangsang dan kegelian. Dia ludahi penis saya, “Saya suka penismu, boleh kan saya jilati bijinya..” lantas dia mulai mengulum-ngulum biji-biji balon di bawah batang penis saya, terus dia gigit-gigit kecil. Gigitannya yang kecil-kecil ini yang membuat saya meringis kenikmatan campur kesakitan yang bikin saya takluk sama dia.
Terus Katryn ganti posisi doggy style, menunggu penis saya masuk ke vaginanya, akhirnya pelan-pelan dia bimbing penis saya masuk ke vaginanya. Saya dorong penis saya maju mundur, “Terus dong tekan, jangan berhenti” katanya. Saya goyang terus keenakan sambil terus saya elus-elus pantatnya, wah ini pantat bulat sekali, saya suka melihat ini pantat menari-nari indah, merasa keenakan pakai penis saya. Di depan mata saya saya lihat ada lubang lagi di atas vagina yang saya sodok, saya selipkan saja jari-jari saya di lubang itu. Saya lihat dia diam saja, dia merintih kenikmatan dan dia terus mendorong-dorong pantatnya ke belakang dan naik turun membuat saya merasa mau keluar lagi, buru-buru saya cabut penis saya dari lubang vaginanya, dia kaget. Sebelum dia berbicara apa-apa, saya cumbu dan kulum bibirnya sehingga dia yang merasa *****-nya yang sudah mulai horny lagi dia masih minta di teruskan doggy style-nya karena belum tuntas.
Katryn mendesah-desah kencang sekali. Saya bilang, “Ganti posisi yah..?” akhirnya kami sepakat lewat anal, saya mengambil inisiatif memindahkan penis saya to her ass hole. pelan-pelan saya masukan, penis saya to her ass sambil saya remas-remas pantatnya yang bulat dan sekal. Saya lihat dia memejamkan mata merasakan penis saya di lubang ass-nya. Dia sudah nggak sabar mulai menggerak-gerakan pinggulnya ke arah penis saya, saya sodok lubang ass-nya semakin lama semakin kencang goyangan dan sodokan saya, saya goyang pinggul saya ke kiri dan ke kanan, dia juga berbuat yang sama mengikuti irama persis seperti saya. Saya remas-remas lagi buah dadanya yang kenyal, dia menjerit “Auhgh, sialan!” Wah, dia kenapa nih? Saya cubit putingnya keras-keras, “Ooowhh.. goyangin terus, cepat, jangan berhenti” katanya. Saya pikir saya nggak mau lama-lama main di ass karena bisa-bisa saya ketagihan. Saya cabut penis saya lagi dan pindah ke vaginanya dan melanjutkan doggy style, saya goyang semakin lama semakin kencang, dia juga balas tambah kenceng. Dia minta goyang yang keras dan kasar sampai dia merasa kesakitan. Saya turuti apa maunya. Makin lama goyangan kita semakin kencang, “Gue mau keluar..” saya berbisik bilang ke Katryn.
Tiba-tiba dia berhenti terus mencabut vaginanya dari penis saya, sampai saya kaget, “Tenagnaja kita keluarin barengan”, saya terkejut mendengarnya, “Gila nih cewek.. maniak seks kali ya? kamu nggak takut kena penyakit apa gitu..?” tanya saya. Katryn bilang biar awet muda dan supaya kulitnya jadi halus katanya. Saya sih antara percaya dan tidak percaya saja, mungkin cuma alasan dia untuk menelen sperma saja, pikir saya, “Dasar! kebanyakan makan sperma, nyaho nanti kamu?” saya ingatkan ke dia. “Biar saja.., kamu suka ngeliatnya khan?” dia balik bertanya. “Iya juga sih”, sahut saya. “Sudah diem kamu!” katanya sambil melanjutkan nafsunya buat menghisap penis saya yang masih tegak dan kepingin keluar. Saya bantu dia dengan menekan-nekan kepalanya. Saya lihat dia dengan tekun menambah nafsu saya sampai ke ubun-ubun. Saya lihat kepalanya yang naik turun dengan indah menghisap-hisap penis saya yang sudah hampir meledak-ledak, dengan bibirnya yang semakin cantik kalau lagi kembang-kempis, dia hisap sambil sekali-sekali menjilat-jilat pinggir batang penis saya pakai lidahnya yang liar dan ganas. Ini memang pemandangan indah yang tidak bisa dilupakan. Saya belai-belai saja rambutnya, sementara dia lagi sibuk menekuni penis saya.
Tiba-tiba penis saya tambah menegang dan crott.. Crott.. sperma saya muncrat di dalam mulutnya, terasa sperma saya mengalir di dalam mulutnya. Pasti benar ada yang Katryn telan, terus dia membuka mulutnya sambil menunggu sperma-sperma saya mendarat di ujung lidahnya, setelah selesai muncrat lalu dia menjilat-jilat kepala penis saya sampai bersih sekali hingga tinggal sisa-sisa cairan ludahnya saja yang menempel. Mukanya yang sudah memerah dan ngesex sekali membuat saya tambah nafsu lagi sama dia, saya sodok-sodok saja penis saya ke mukanya lagi, saya dorong-dorong saja kepalanya terasa dengusan napasnya yang terengah-engah yang hinggap di batang penis saya.
Setelah itu Katryn minta gantian supaya dihisap *****-nya sama saya, maksudnya jadi posisi 69. Mulai sudah saya jilat-jilati *****-nya pakai ujung lidah saya, nggak kebayang deh rasanya, terus saya cium-ciumi vaginanya, memang ada baunya yang khas, “mmhmmh.. nikmat sekali bikin gue ketagihan” Saya mulai makan vaginanya saya gigit-gigit kecil. Katryn kelihatan mulai sempoyongan dan mulai menjerit-jerit keenakan, “Huuaahh..” jeritannya yang keras membuat saya tambah nafsu dan kemudian saya percepat gerakan lidah saya yang menjilat-jilat *****-nya, semua *****-nya yang sudah basah membanjiri vaginanya habis saya jilat, “Eenngghh.. hhngg.. haanngghh!”
Kemudian Katryn berhenti dan minta penis saya dimasukan lagi ke vaginanya. Saya menurut saja, padahal penis saya sudah mau relaks. Dengan susah payah kita berdua berusaha memasukan penis saya ke vaginanya. Setelah berhasil, dia mencoba menggoyang-goyangkan pinggulnya sedikit tapi akhirnya saya diamkan saja, dia kerja keras sendirian sampai dia lemas sendiri tapi dia tidak mencabut vaginanya dari penis saya. Saya juga begitu, habis rasanya “nikmat” sih. Jelas kita sepakat mempertahankan “status quo” seperti begini penis saya di vaginanya, vaginanya di penis saya. Tidak lama kemudian badan dan penis saya sudah lemas, tapi dia masih nafsu saja sama saya, akhirnya saya minta istirahat sambil cium-ciuman sama dia. Dia mengulum bibir saya lama-lama, terus saya juga membalas sambil memainkan lidah kita berdua, benar-benar mengasyikkan.
6 menit kemudian penis saya mulai menegang lagi, dia teriak kegirangan, “hhaahh, dia minta spank lagi. Terus saya tindih badannya, saya di atas dia di bawah. Gerakan dan goyangan kita semakin lama semakin kencang, tidak lama kemudian saya mulai terasa mau keluar lagi, “Gue mau keluar lagi..” “Keluar lagi?” tanyanya sambil mengerling genit ke saya, terus Katryn bilang ke saya Hun, “Gimana rasanya, nikmat kan..” “Maksudmu?” saya tanya ke dia, “Enak banget, sedot yang kuat dong..” saya menyahut. Saya pikir, “Oke deh kalau itu maumu..” Katryn berhenti lagi, lalu dia menghisap dan melahap habis penis saya sambil dia mengkocok-kocok penis saya. Saya bilang ke dia, “Stop, I’m cumming..” saya cabut penis saya dari mulutnya yang rakus, saya kocokan penis saya sampai mau keluar saya keluarkan sudah sperma saya di atas breastnya yang bulat dan montok sekali. Itu sperma muncrat dan mendarat di mukanya, membasahkan semua mukanya, leher, rambut, dada, dan nipplenya. “Wow, banyak banget..” katanya terus dia gosok-gosokan sperma-spermanya pakai tangan ke seluruh badan, terus dia jilat-jilati tangannya sambil senyum-senyum kesenengan. Dengan muka kemerah-merahan
“Saya suka penismu!” katanya. Saya rasa Katryn mengalami multiple orgasme sama saya.
Katryn bilang bahwa dia suka saya, kemudian dia lebih suka memanggil nama saya Steve (bacanya sih Stiff)!